Skip to content

Benarkah Gaji Arsitek Kecil, Ini Dia Faktanya!

featured-img

Percaya atau tidak, arsitek merupakan salah satu profesi yang juga digemari oleh anak muda saat ini. Selain memang bergaji besar, banyak anak-anak muda saat ini yang cukup kreatif dengan imajinasi yang luas memiliki idola para arsitek.

Padahal bicara soal arsitek tidak lepas dengan keahlian menggambar, daya baying ruang, hingga rancang bangun. Sebagian besar tentu saja akan berkaitan dengan gambar dan rancang bangun dari rumah, gedung, hingga berbagai monument dan bangunan yang ada.

Kebutuhannya yang cukup tinggi pun membuat sekitar 27 prodi arsitektur universitas negeri dan swasta terbaik ditambah dengan 1 prodi arsitektur interior dan 1 prodi arsitektur lansekap terbaik di Indonesia. Dengan asumsi terbaik berarti memiliki akreditasi A!

Perlu diketahui pula bahwa seluruh kampus yang membuka program studi arsitektur, membukanya untuk anak-anak jurusan IPA. Artinya kamu yang anak IPS wajib mengikuti tes IPC alias lintas jurusan di ujian masuk kampus.

Selain passion (tentu saja), banyak yang menjadikan arsitektur sebagai pilihan karir karena gajinya yang boleh dibilang lumayan besar. Tapi apakah benar gaji arsitek memang sebesar itu?

Baca Juga

Adakah Standar Gaji Arsitek di Indonesia?

arsitek indonesia

Untuk menghitung standar gaji arsitek, kamu pertama-tama harus memahami dulu jenis-jenis bangunan yang dikerjakan oleh sang arsitek. Mencatut dari Ikatan Arsitek Indonesia, kategori bangunan yang dikenal saat ini adalah sebagai berikut:

  1. Bangunan Khusus; merupakan bangunan yang secara khusus dimiliki oleh Pemerintah. Ketentuan lebih lengkap mengenai bangunan khusus ini tercatat di dalam Pedoman Teknis Pembangunan Gedung Negara.
  2. Bangunan Sosial; sesuai namanya merupakan bangunan-bangunan yang memiliki peruntukan untuk kegiatan masyarakat dan tidak memiliki nilai komersial.
    • Contohnya adalah rumah ibadah, rumah yatim piatu, bangunan untuk pelayanan masyarakat dengan luas maksimal adalah 250 meter persegi.
    • Contoh lain bisa berupa bangunana tempat tinggal namun memiliki luas maksimal 36 meter persegi.
  3. Bagunanan Kategori 1, yakni bangunan dengan karakteristik sederhana dan tingkat kesulitan yang cukup rendah. Misalnya asrama, hostel, bengkel, gudang, dan bangunan komersil tak bertingkat hingga tempat parkir.
  4. Bangunan Kategori 2, yakni bangunan yang memiliki karakteristik serta tingkat kesulitan yang rata-rata saja. Dapat terbagi kembali menjadi beberapa tipe:
    • Tipe industri yang mencakup gardu pembangkit listrik, gudang pendingin, dan pabrik.
    • Tipe komersil yang mencakup bangunan parkir bertingkat, restoran, kantor, ruko, rukan, pusat perbelanjaan, hangar, pasar, stasiun, terminal, hingga superblock dan bangunan komersil multifungsi.
    • Tipe pelayanan medis yang mencakup klinik dokter umum dan spesialis, hingga panti jompo.
    • Tipe pendidikan yang mencakup sekolah dan tempat-tempat perawatan.
    • Tipe rekreasi yang mencakup gedung olahraga, kolam renang, stadion, hingga taman-taman umum.
  5. Bangunan Kategori 3; yang merupakan bangunan dengan karakteristik khusus serta memiliki tingkat kesulitan yang tinggi. Bangunan kategori 3 juga dapat dikelompokkan kembali menjadi beberapa tipe:
    • Tipe hunian yang mencakup rumah tempat tinggal pribadi.
    • Tipe komersil yang mencakup bandara dan hotel
    • Tipe komunitas yang mencakup galeri, ruang konser, museum, hingga monumen dan istana.
    • Tipe pelayanan medis yang mencakup rumah sakit dan sanatorium.
    • Tipe pendidikan yang mencakup laboratorium, kampus, hingga tempat-tempat pusat penelitian dan riset.
    • Tipe peribadatan namun yang memiliki luas area lebih dari 250 meter persegi.
    • Tipe lain-lain yang mencakup kantor lembaga tinggi negara, kantor kedutaan, tujuan pemugaran, tujuan renovasi, hingga bangunan yang memiliki dekorasi khusus.

Dari situlah kemudian dibuat tabel imbal jasa arsitek yang nilainya sudah disesuaikan oleh Ikatan Arsitek Indonesia. Nilainya tercantum di dalam tabel di bawah ini.

[wpsm_comparison_table id="39" class=""]

Nah biaya standar gaji arsitek di atas berlaku bagi arsitek yang bekerja mandiri, dan untuk sampai ke sana butuh waktu yang lama. Bahkan hingga lebih dari 10 tahun hingga para arsitek tersebut benar-benar bisa bekerja mandiri.

Seringkali arsitek fresh graduate akan ikut bergabung dengan firma-firma arsitektur yang ada, dan umumnya mereka akan menerima gaji sesuai porsinya. Rata-rata seorang arsitek fresh graduate akan menerima gaji sekitar Rp 2 juta hingga Rp 3 juta.

Selain itu orang-orang juga bisa memperkirakan biaya jasa arsitek berdasarkan nilai proyek yang sedang dikerjakan. Hal ini juga kadang bisa dijadikan acuan bagi para arsitek muda.

Umumnya biaya jasa arsitek di Indonesia saat ini mencapai Rp 200.000,- hingga Rp 750.000,- per meter persegi bangunan yang telah mereka buat. Bisa lebih rendah, khususnya untuk arsitek yang baru merintis karir mereka. Tapi bisa pula lebih tinggi untuk arsitek yang lebih senior.

Nilai ini akan meningkat seiring dengan tingginya pengalaman sang arsitek tersebut. Kuncinya memang jangan pernah menolak proyek yang kecil-kecil, sehingga kamu memiliki banyak portofolio.

Penutup

Meskipun nilainya tergolong kecil, apalagi untuk arsitek yang masih muda. Hal ini jangan sampai menjadi penghadang bagi kamu yang ingin menjadi seorang arsitek besar, misalnya seperti Ir. Soekarno ataupun Ridwan Kamil.

Toh ketika portofoliomu sudah cukup banyak, namamu sudah dikenal, barulah kamu bisa mendulang pundi-pundi kekayaanmu sebagai arsitek. Selamat berjuang!

Tags