Skip to content

Cara Menulis Daftar Pustaka yang Baik dan Benar

featured-img

Bagi kamu para pelajar dan mahasiswa, menulis makalah dan berbagai macam tugas yang butuh saduran dan suntingan merupakan makanan sehari-hari yang pasti dilalui. Hal-hal macam ini tentu menjadi hal yang menegangkan, apalagi berkaitan dengan daftar pustaka.

Apalagi saat ini ada banyak cara melakukan sitasi dan pencantumannya di dalam daftar pustaka, yang biasanya sih masing-masing jurusan memiliki caranya sendiri-sendiri. Hal inilah yang kemudian menjadi momok dan menyulitkan para mahasiswa.

Tapi tenang karena kami akan membedah cara menulis daftar pustaka yang baik dan benar, dengan berbagai macam style mulai dari APA, MLA, Chicago, Vancouver, hingga Harvard. Sebutkan semuanya dan akan kami coba bahas!

Jenis Penulisan Daftar Pustaka yang Lazim

Sebelum masuk ke penulisan daftar pustaka, kamu harus mengenal dua jenis daftar pustaka yang ada yakni in text citations dimana kamu bisa merujuk kepada fakta yang kamu jadikan rangkuman atau quotes di dalam artikel kamu .

Selain itu adapula jenis daftar pustaka dimana kamu bisa merujuk kepada fakta-fakta yang berada di dalam artikel lain untuk kamu tuliskan (biasanya) di bagian akhir dari tulisan kamu .

Lebih jauh lagi ada beberapa cara menulis daftar pustaka yang lazim digunakan di seluruh dunia, misalnya MLA, APA, CMOS, CSE,Chicago, AMA, ACS, IEEE, Turabian, AMA, NLM, Harvard, Vancouver, OSCOLA, APSA, AAA, dan ABNT.

Di luar itu pun masih banyak jenis penulisan daftar pustaka, yang tentu saja tidak mungkin kita bahas seluruhnya disini. Kami hanya akan coba menuliskan beberapa yang lazim digunakan saja di Indonesia.

Lebih lanjut lagi, pembagian tata cara penulisan daftar pustaka ini biasanya dibagi-bagi berdasarkan bidang keilmuan sebagai pakem yang dianut di seluruh dunia. Misalnya akademisi di bidang-bidang psikologi dan pendidikan lazim menggunakan sitasi APA, sementara akademisi bidang sains lazim menggunakan sitasi Chicago B, dan akademisi kedokteran lazim menggunakan sitasi Vancouver. Tinggal pilih saja!

kamu bisa lihat penggunaan sitasi di seluruh dunia berdasarkan grafik yang dikeluarkan oleh Scribbr.com di bawah ini!

grafik

Penggunaan sitasi di dalam setiap artikel ilmiah yang ingin kamu gunakan adalah penting. Karena tanpa penggunaan sitasi yang tepat kamu bisa jatuh ke dalam tindak plagiarism, dan dianggap sebagai orang yang mencuri dan menyampaikan pemikiran orang lain sebagai milik sendiri tanpa menyebutkan sumber aslinya.

Agar kamu tidak bingung jenis sitasi yang harus digunakan, kamu bisa mencari informasi terkait hal tersebut ke bagian akademik di universitas atau sekolah kamu berada. Karena biasanya masing-masing institusi telah memiliki panduan sitasinya masing-masing.

Cara Menulis Sitasi MLA (Modern Language Association)

daftar pustaka MLA

MLA merupakan salah satu jenis sitasi yang paling sering digunakan di dunia. Saat ini kamu bisa merujuk cara penulisan MLA di dalam buku MLA Handbook edisi ke-8 yang diterbitkan pada tahun 2016.

Untuk bisa menulis sitasi dengan menggunakan gaya MLA setidaknya ada dua komponen utama yang harus kamu masukkan di dalam artikel:

  1. Daftar pustaka, dimana kamu menuliskan seluruh sumber artikel yang kamu jadikan sumber rujukan.
  2. In-text citations, dimana kamu bisa menuliskan rujukan sebagai rangkuman, paraphrase, ataupun quotes di dalam artikel kamu .

Aturan penulisan daftar pustaka menggunakan gaya MLA adalah sebagai berikut ini:

Penulis Artikel. Judul Artikel. Judul Utama, Penulis Artikel Lainnya, Edisi, Nomor, Penerbit, Tanggal Publikasi, Tempat Publikasi.

Bila merujuk kepada satu laman website, kamu cukup menambahkan laman link website rujukan kamu itu setelah tempat publikasi. Selain itu perhatikan kapan kamu menggunakan tanda titik (.) dan kapan kamu menggunakan tanda koma (,) di dalam penulisan sitasi tersebut.

Yuk bahas satu-satu komponennya!

Penulis Artikel – sebagai salah satu kontribusi utama, maka kamu wajib menuliskan penulis utama di paling depan dengan cara dibalik antara nama depan dan belakang. Misalnya Fakhri Zahir menjadi Zahir, Fakhri.

Bila terdiri atas dua penulis maka kamu harus menuliskan keduanya dengan and di antara kedua namanya. Misalnya Zahir, Fakhri, and Adika, Dimas. Sementara bila jumlah penulis lebih dari dua orang kamu cukup menuliskan penulis pertama ditambah et al menjadi Zahir, Fakhri, et al.

Selain itu kamu juga bisa mencantumkan nama organisasi apabila artikel yang kamu rujuk dibuat oleh satu organisasi tertentu, misalnya WHO. Menariknya MLA mengizinkan kamu untuk merujuk sumber-sumber non-valid secara ilmiah dari internet loh.

kamu pun diizinkan untuk mencantumkan username yang datanya kamu rujuk, misalnya @Attahalilintar (Youtube), @poconggg (Twitter), @jokowi (Instagram) atau @Ricis Official (Youtube).

Judul Artikel – kamu bisa mencantumkan judul artikel yang menjadi sumber rujukan kamu baik judul dari buku, bab dari buku, post di dalam blog, artikel di dalam jurnal, hingga thread di dalam Twitter dan video Youtube.

Untuk mencantumkan judul artikel, ada beberapa panduan tertentu yang harus kamu patuhi bila menggunakan gaya MLA. Diantaranya adalah:

  • Italic (i) apabila judul artikel yang kamu rujuk merupakan judul buku atau website secara keseluruhan.
  • Tanda kutip (“”) apabila judul artikel merupakan bab di dalam sebuah buku, laman website, ataupun kumpulan jurnal.
  • Polos (no styling) apabila sumber yang menjadi rujukan kamu tidak memiliki judul.

Judul Utama – hanya ada apabila judul artikel merupakan bagian (bab, chapter, potongan film) dari judul utama baik itu buku, kumpulan jurnal, laman website, hingga video dan film yang kamu rujuk.

Judul utama ini bisa ditulis dua kali bila judul besar yang menjadi rujukan kamu masuk kembali ke dalam bagian yang lebih besar. Misalnya bila kamu mencantumkan film The Good Doctor di Netflix maka The Good Doctor merupakan judul utama pertama dan Netflix yang kedua.

Judul utama kedua bisa kamu tambahkan di akhir sitasi. Dalam konteks artikel ilmiah, yang biasa dijadikan judul utama kedua adalah link url dari jurnal tersebut, atau DOI yang terdapat pada jurnal tersebut. Misalnya:

Edi Hartoyo. Difteri Pada Anak, Sari Pediatri, Vol.19, No.5, Februari 2019, Jakarta. https://saripediatri.org/index.php/sari-pediatri/article/download/1332/pdf. Dalam konteks ini Sari Pediatri merupakan judul utama pertama dan laman website rujukannya merupakan judul utama kedua.

Penulis Artikel Lainnya – bagi kamu yang merujuk ke dalam artikel yang memiliki lebih dari satu penulis maka kamu bisa mencantumkannya kembali di dalam sitasi MLA ini. Penulis kedua ini juga bisa berperan sebagai editor, translator, dan sebagainya.

Seluruh peran ini pun perlu kamu tambahkan di dalam sitasi ini. Misalnya bila kamu ingin menambahkan translator / penerjemah di dalam artikel rujukan maka kamu bisa menulisnya sebagai Translated by Zahir, Fakhri, dan sebagainya.

Versi – biasanya dituliskan sebagai penunjuk edisi keluarnya buku atau jurnal yang artikelnya kamu gunakan sebagai sumber rujukan. Cara penulisannya adalah menggunakan bahasa Inggris, seperti 1st ed, 2nd ed, ataupun director’s cut (dalam konteks film).

Nomor – biasanya dituliskan sebagai nomor volume keluarnya buku, artikel, jurnal, atau majalan yang kamu rujuk. Kamu juga bisa menuliskan episode film yang Anda gunakan sebagai rujukan, misalnya Season 1 Episode 66.

Penerbit – penerbit wajib dituliskan apabila kamu merujuk dari buku, jurnal, ataupun film. Karena hampir dapat dipastikan seluruhnya memiliki penerbit, walaupun misalnya buku yang kamu jadikan rujukan adalah terbitan sendiri (indie).

Pengecualian apabila kamu ingin merujuk ke laman sitasi, koran, majalah, dan platform-platform online tertentu seperti YouTube, Netflix, Reddit, dan sebagainya. Kamu tidak perlu mencantumkan nama penerbit di belakangnya.

Tanggal Publikasi – sebagaimana yang kamu ketahui, tanggal publikasi merupakan tanggal sumber rujukan kamu dikeluarkan. Hal yang perlu kamu ingat adalah untuk selalu mencantumkan tahun publikasi, adapun format penulisannya adalah sebagai berikut:

  • 25 Jan 2019.
  • 25 Januari 2019.
  • 25 Jan 2019, 19.45 a.m.
  • 2019 – Dec 2019.

Pada intinya sih tidak ada aturan baku mengenai tanggal publikasi ini, namun pastikan bahwa tahun publikasi tercantum di dalamnya. Selain itu bila ada lebih dari satu tanggal publikasi gunakanlah tanggal yang paling relevan dengan pencarianmu.

Sementara itu bila rujukan kamu tidak memiliki data tanggal publikasi, sangat dianjurkan bagi kamu untuk menuliskan tanggal kapan kamu mengakses informasi tersebut. Misalnya seperti accessed 17 August 2019.

Tempat Publikasi – bisa berupa tempat dimana penerbit bukut tersebut berada ataupun tempat terjadinya kejadian sesuatu dalam konteks kamu merujuk kepada objek fisik atau live event tertentu.

Cara Menulis Sitasi APA (American Psychological Association)

sitasi apa

Selain MLA, bersama Chicago, APA juga merupakan salah satu gaya sitasi akademik yang seringkali digunakan. Saat ini panduan menulis sitasi APA mengacu kepada buku panduan edisi ke-6 yang akan segera diperbarui dan dikeluarkan pada Oktober 2019.

Untuk bisa menulis sitasi dengan menggunakan gaya MLA setidaknya ada dua komponen utama yang harus kamu masukkan di dalam artikel:

  1. Daftar pustaka, dimana kamu menuliskan seluruh sumber artikel yang kamu jadikan sumber rujukan.
  2. In-text citations, dimana kamu bisa menuliskan rujukan sebagai rangkuman, paraphrase, ataupun quotes di dalam artikel kamu .

Aturan penulisan daftar pustaka gaya APA bisa dibedakan berdasarkan sumbernya agar lebih mudah. Lebih spesifik lagi ada beberapa sumber yang tidak bisa kamu jadikan referensi apabila mau menulis sitasi dengan gaya penulisan APA, yakni:

  • Sumber artikel klasik seperti Alkitab dan AlqQuran.
  • Komunikasi personal dan umum seperti chat, email, percakapan telepon, dan forum-forum internet.
  • Seluruh laman internet, kamu diharuskan melakukan sitasi per-halaman bila ingin mengambil rujukan dari internet.
  • Pengetahuan umum.

Adapun beberapa sumber non-rutin yang diizinkan, pun harus kamu tambahkan keterangan di bagian akhir penulisan sitasi. Beberapa sumber non rutin yang bisa kamu sitasi dengan menggunakan sitasi style APA adalah berikut ini:

  • [Letter to the editor].
  • [Special issue].
  • [Special section].
  • [Abstract].
  • [Brochure].
  • [Motion picture].
  • [Lecture notes].
  • [Supplemental material].
  • [Video webcast].

Selain itu perlu Anda ketahui bahwa APA memiliki aturan penulisan laman referensi di halaman terakhir karya ilmiah milik Anda. Berikut ini adalah contohnya (gambar didapatkan dari scribbr.com)

daftar pustaka apa

Aturan dasarnya adalah sebagai berikut:

  1. Penulisan wajib double-spaced.
  2. Pengaturan margin kanan kiri 1” atau 2,54 cm.
  3. Pengaturan rata kiri (left aligned) dengan indentasi baris kedua dan seterusnya sebesar 1/2” (1,77 cm).
  4. Secara umum menggunakan font Times New Roman ukuran 12 pt kecuali diizinkan secara khusus oleh universitas atau institusi tempat kamu berada.

Adapun cara penulisan referensi dengan gaya APA adalah Penulis. (Tahun Publikasi). Judul Sumber. Edisi Sumber. Tempat Publikasi: Penerbit. Lebih lanjut lagi berikut ini adalah cara penulisan secara lebih spesifik.

Penulis Artikel – sama seperti MLA untuk menuliskan penulis, baik penulis utama maupun penulis tambahan adalah dengan cara membalik nama depan dan nama belakang. Misalnya Fakhri Zahir menjadi Zahir, Fakhri.

Antar penulis dibatasi dengan tanda koma dengan maksimal jumlah penulis adalah 7 orang. Lebih dari 7 orang maka tidak semua nama dicantumkan di dalam daftar sitasi yang kamu gunakan di dalam artikel ilmiah kamu .

Alih-alih kamu harus menuliskan nama seluruh penulis hingga penulis ke 6, dan disambung dengan titik-titik (…) dan tuliskan penulis terakhir di dalam situs kamu . Contohnya adalah sebagai berikut:

Terracciano, A., Abdel-Khalek, A. M., Adam, N., Adamovova, L., Ahn, C.,  Ahn, H., . . . McCrae, R. R.

Selain itu sama seperti MLA, kamu juga bisa mencantumkan nama organisasi di dalam gaya penulisan sitasi APA. Untuk memasukkan nama organisasi kamu cukup memasukkan nama resmi organisasi tersebut, dan bukan singkatan.

Misalnya bila kamu mengambil sumber rujukan milik WHO maka kamu harus menuliskannya menjadi World Health Organization. Selain itu meski nama organisasi tersebut merupakan organisasi internasional, kamu tidak perlu menuliskannya dengan cetak miring.

Tanggal Publikasi – bila menggunakan sitasi gaya APA, kamu harus menuliskan tanggal publikasi sesuai dengan sumber artikel yang kamu rujuk.

  • Penulisan buku hanya berupa tahun di dalam kurung, contohnya (2019). Pastikan pula bahwa tahun yang kamu cantumkan adalah tahun terakhir diterbitkannya buku tersebut.
  • Pada penulisan jurnal kamu boleh mencantumkan tahun, atau tahun dengan tanggal dengan format Tahun, Bulan, Tanggal atau format Tahun, Bulan. Contohnya adalah (2019, Agustus 17) atau (2019, Agustus) atau (2019, Agustus – September).
  • Bila tidak ditemukan tanggal publikasi di sumber rujukan kamu , maka kamu bisa langsung menuliskan (n.d.).

Judul Artikel – Untuk menuliskan judul artikel menggunakan gaya penulisan APA, kamu harus mematuhi aturan umum di bawah ini:

  • Bila judul buku terdiri dari beberapa kata, kata yang menggunakan huruf kapital hanya kata pertama dari seluruh judul tersebut.
  • Pengecualian, bila ditemukan kata umum, inisial, dan singkatan yang lazim dituliskan menggunakan dengan huruf kapital maka boleh digunakan huruf kapital selain kata pertama judul. Misalnya Data prevalensi penyakit DBD di Indonesia tahun 2019. Dari judul ini kamu bisa perhatikan bahwa kata pertama, kata DBD (singkatan umum), dan Indonesia (nama negara) seluruhnya menggunakan huruf kapital. Sementara kata lainnya menggunakanhuruf kecil seluruhnya.
  • Akhiri judul dengan titik.
  • Penulisan judul buku dan majalah/ koran/ bulletin harus dimiringkan atau italic.

Edisi Penerbitan – Untuk menuliskan edisi penerbitan kamu bisa menggunakan huruf Arab (1,2,3…) dan bukan huruf latin (I, II, III,…). Selain itu biasanya penulisan edisi dituliskan di dalam bahasa inggris dan di dalam kurung.

Contoh dari penulisan edisi penerbitan dengan menggunakan gaya APA adalah sebagai berikut ini: Leading antenatal classes: A practical guide (2nd ed.)

Perlu diingat pula pada penulisan koran, majalah,  atau buku-buku yang memiliki volume dan seri tertentu, kamu harus juga mencatumkan seri tersebut di dalam sitasi. Contoh penulisannya adalah sebagai berikut ini: Clinical nutrition (2nd ed., Vol. 3).

Sementara itu khusus untuk penulisan jurnal maka tidak perlu keterangan khusus melainkan langsung volume dan issue numbers. Adapun cara penulisannya yang tepat adalah sebagai berikut ini: Global Journal of Business Research, 5(3). Angka 5 menunjukkan volume jurnal dan angka 3 menunjukkan issue numbers.

Halaman Rujukan – halaman rujukan diperlukan apabila kamu merujuk kepada halaman spesifik di dalam satu buku ataupun jurnal. Apabila kamu merujuk kepada satu buku secara keseluruhan maka penulisan halaman rujukan tidak diperlukan.

Penulisannya mengikuti penulisan halaman sesuai dengan yang ada di dalam buku, baik angka pada umumnya (1,2,3,dst), angka romawi (X, XI, XII, dst), ataupun jenis angka yang spesifik (1a, 3C, N35, 230p, dst). Letakkan halaman setelah penulisan volume/issue sumber rujukan kamu.

Secara lebih spesifik contoh penulisan halaman rujukan adalah sebagai berikut ini: American Libraries, 41(9), 24s-30.

Tempat Publikasi – berbeda dengan MLA, APA mengatur penulisan tempat secara lebih spesifik dimana kamu wajib menuliskan kota lengkap dengan negara bagiannya (bila merupakan terbitan AS) ataupun kota lengkap dengan negaranya.

Adapun contoh penulisan tempat publikasi yang tepat menurut gaya penulisan APA adalah sebagai berikut ini:

  • Chicago, IL.
  • Washington, DC.
  • Paris, France.
  • Jakarta, Indonesia.
  • Bandung, Indonesia.

Penerbit – adapun penerbit merupakan badan yang secara legal bertanggung jawab atas penerbitan artikel yang kamu jadikan rujukan. Maka kamu cukup menuliskan nama penerbit di akhir sitasi setelah menuliskan nama tempat diikuti dengan titik dua (:).

Contoh penulisan nama penerbit yang tepat adalah sebagai berikut ini: Philadelphia, PA: Saunders Elsevier. Adapun bila penerbitnya adalah si penulis itu sendiri, kamu bisa menuliskan Author di bagian ini.

Cara Menulis Daftar Pustaka dengan Harvard Format

Salah satu tata cara penulisan daftar pustaka yang lazim digunakan di seluruh dunia adalah tata cara penulisan daftar pustaka dengan format Harvard. Tata cara penulisan ini pun lazim digunakan dibanyak bidang ilmu.

Sama seperti tata cara penulisan daftar pustaka lainnya, kamu harus memahami cara menulis in text citation maupun daftar pustaka dengan format Harvard. Berikut ini adalah cara yang bisa kamu ikuti:

  1. In Text Citation; diantara seluruh tata cara penulisan daftar pustaka barangkali tata cara Harvard merupakan salah satu yang paling sering digunakan di Indonesia. Ciri khas dari penulisan daftar pustaka Harvard adalah adanya sitasi dalam text yang memiliki format (penulis tahun) atau penulis (tahun, halaman).
  2. Daftar pustaka; adapun cara penulisan daftar pustaka adalah diurutkan sesuai dengan urutan alphabet. Bila suatu sumber yang kamu jadikan referensi tidak memiliki penulis, maka kamu bisa menjadikan judul sebagai huruf pertama untuk urutan penulisannya.

Untuk setiap penulisan daftar pustaka gaya Harvard, kamu harus memasukkan beberapa unsur di bawah ini:

  1. Nama penulis
  2. Tahun publikasi
  3. Judul
  4. Kota publikasi
  5. Penerbit
  6. Halaman yang dijadikan referensi

Secara mudah, format penulisan daftar pustaka gaya Harvard adalah sebagai berikut ini Nama terakhir, Inisial nama depan. (Tahun Publikasi). Judul. Kota publikasi: Penerbit, Halaman yang digunakan.

Buku – untuk menuliskan sitasi dari buku yang memiliki satu penulis maka kamu bisa langsung menuliskan nama orang tersebut. Bila kamu mengambil sitasi dari artikel yang memiliki dua orang penulis, maka bisa menuliskan Nama terakhir penulis pertama, nama depan inisial dan Nama terakhir penulis kedua, nama depan inisial.

Bila buku yang kamu sitasi memiliki jumlah penulis 4 atau lebih, maka kamu cukup menuliskan nama pertama, et al di bagian in text citation dan bisa menuliskan seluruh nama yang ada di daftar pustaka menggunakan gaya penulisan Harvard ini.

Bab di dalam buku – untuk melakukan sitasi suatu bab di dalam buku, kamu bisa menggunakan format di bawah ini:

Nama terakhir, inisial nama depan. (tahun publikasi). Judul bab. In: Nama terakhir, inisial nama depan, ed., Judul buku. Edisi buku. Kota penerbit: Penerbit, halaman.

Misalnya:

Bimawan, DA. (1983). Faktor-faktor yang memengaruhi kemerdekaan bangsa Yunani. In: Zahir, MF, ed. Sejarah bangsa-bangsa. 12nd ed. Paris: Ramegdia, 103-125.

Jurnal – adapun penulisan sitasi yang bersumber dari jurnal bisa mengikuti format di bawah ini:

Nama terakhir, inisial nama depan. (tahun publikasi). Judul artikel. Nama Jurnal, Volume (issue), halaman.

Contoh penulisan sitasi yang bersumber dari jurnal misalnya adalah sebagai berikut:

  • Hajek P, Phillips-Waller A, Przulj D, Pesola F, Smith KM, Bisal N, et al. (2019). A Randomized Trial of E-Cigarettes versus Nicotine-Replacement Therapy. N Engl J Med, 380: 629-637
  • Dismuke, C. and Egede, L. (2015). The Impact of Cognitive, Social and Physical Limitations on Income in Community Dwelling Adults With Chronic Medical and Mental Disorders. Global Journal of Health Science, 7(5), pp. 183-195.

Jurnal database di internet – Harvard juga memiliki format sitasi khusus bagi kamu yang mengambil sumber langsung di jurnal yang beredar secara online. Adapun format tersebut adalah sebagai berikut:

Nama terakhir, inisial nama depan. (tahun publikasi). Judul Artikel. Journal [online] Volume (issue), halaman. Available at: URL [tanggal akses bulan. Tahun]

Adapun contoh penulisan sitasi yang mengambil dari database online jurnal di internet adalah sebagai berikut ini:

  • Dixon L, Duncan C, Fagan JC, Mandernach M, Warlick SE. (2010). Reference & User Services Quarterly. Journal [online] Vol. 50 (2). 

Koran Cetak – Nah menariknya Harvard juga mengizinkan kamu untuk mencantumkan koran atau media cetak sebagai salah satu sumber sitasimu loh. Adapun format yang bisa kamu gunakan untuk men-sitasi koran cetak adalah sebagai berikut:

Nama terakhir, inisial nama depan. (tahun publikasi). Judul Artikel. Newspaper, Halaman.

Contoh penulisan sitasi yang mengambil dari koran adalah sebagai berikut ini:

  • Weisman, J. (2015). Deal Reached on Fast-Track Authority for Obama on Trade Accord. The New York Times, p.A1.

Pada dasarnya teknik sitasi menggunakan gaya Harvard ini mengizinkan kamu untuk merujuk dari e-book, database online, hingga email. Seluruhnya pun memiliki gaya penulisan daftar pustaka yang mirip dengan beberapa gaya penulisan di atas.

Cara Menulis Daftar Pustaka dengan Vancouver

Bila beberapa teknik sitasi yang telah kami jelaskan di atas bisa digunakan secara universal, maka teknik penulisan daftar pustaka Vancouver biasanya lazim digunakan oleh orang-orang yang memiliki latar belakang medis dan kedokteran.

Ciri khas penulisan sitasi dengan menggunakan Vancouver adalah angka yang digunakan di dalam in text citation. Nah oleh karena itulah kamu harus memahami cara penulisan in text citation serta daftar pustaka dengan gaya Vancouver ini.

  1. In text citation; penulisan in text citation Vancouver adalah salah satu yang paling unik. Ada beberapa aturan yang perlu kamu penuhi terkait penulisan sitasi di dalam teks menggunakan Vancouver, diantaranya adalah:
    • Menggunakan nomor Arab (1,2,3,4) bukan romawi (I, II, III, IV)
    • Nomor menunjukkan urutan sitasi di dalam teks, sehingga di daftar pustaka urutan penulisannya mengikuti urutan nomor dan bukan alphabet.
    • Teknik penulisan in text citation menggunakan Vancouver adalah penggunaan kurung (), kurung siku [], ataupun superscript.
    • Semua tanda in text citation di atas bisa kamu pilih salah satunya, yang terpenting adalah kamu harus konsisten di dalam penggunaannya. Bila kamu ingin menggunakan superscript maka Anda harus terus menggunakan format ini hingga selesai artikelnya, dan seterusnya.
  2. Daftar pustaka; untuk penulisan daftar pustaka pada dasarnya serupa dengan beberapa format di atas. Adapun format penulisan daftar pustaka dengan menggunakan Vancouver adalah Nama terakhir penulis, inisial nama depan penulis. Judul artikel. Kota Penerbit: Penerbit; Tahun. Halaman rujukan.

Nama penulis – penulisan nama penulis Vancouver adalah dengan format Nama Terakhir, Inisial Nama Depan dan/atau Nama Tengah. Kamu bisa menuliskan hingga 6 penulis di daftar pustaka, dan bila rujukan kamu memiliki lebih dari 6 daftar penulis maka kamu harus menuliskan et al setelahnya.

Selain itu bila kamu merujuk chapter di dalam suatu buku maka pertama-tama kamu harus menulis penulis chapter dan diikuti dengan penulis buku ditambahkan dengan (eds.). Misalnya:

John D, Jane D. Cigarettes as a risk factor of cardiovascular events. In: Johnatan A (eds.) Textbook of cardiology.

Judul artikel – berbeda dengan beberapa format penulisan daftar pustaka yang lain, untuk menuliskan judul artikel menggunakan format Vancouver, kamu hanya perlu menuliskan huruf kapital di kata pertama dari judul artikel tersebut.

Kemudian bila kamu merujuk dari chapter di dalam suatu buku maka kamu harus menuliskan judul chapter diikuti dengan judul buku tersebut. Misalnya seperti contoh sebelumnya:

John D, Jane D. Cigarettes as a risk factor of cardiovascular events. In: Johnatan A (eds.) Textbook of cardiology.

Selebihnya aturan penulisannya mengikuti sumber rujukan yang kamu gunakan, seperti beberapa contoh di bawah ini:

  1. Artikel Jurnal
    • Nama penulis. Judul artikel. Nama singkatan Jurnal. Tanggal publikasi; volume (issue): halaman.
    • Nama penulis. Judul artikel. Nama singkatan Jurnal [Internet]. Tanggal publikasi [tanggal mengakses jurnal]; volume (issue): halaman. Available from nama database: URL database
  2. Buku
    • Nama penulis. Judul buku. Edisi (bila edisi pertama tidak perlu ditulis). Tempat publikasi: Penerbit; tahun. Halaman.
    • Nama penulis. Judul buku. Edisi (bila edisi pertama tidak perlu ditulis) [internet]. Tempat publikasi: Penerbit; tahun [tanggal mengakses URL]. Halaman. Available from nama database: URL

Penutup

Itulah tadi beberapa contoh yang bisa kamu gunakan untuk men-sitasi menggunakan beberapa style referensi yang lazim digunakan. Kamu tentu saja bisa menggunakan masing-masing sesuai dengan bidang ilmu yang kamu dalami.

Tags