Skip to content

Pahami Seluk Beluk Budidaya Ikan Gurami

featured-img

Ikan gurami merupakan salah satu ikan air tawar konsumsi yang paling digemari di masyarakat. Buktinya banyak restoran baik tradisional hingga restoran kekinian yang berani menyajikan menu ikan gurami.

Selain rasanya enak ikan gurami terkenal sebagai ikan yang bisa diolah menjadi berbagai macam makanan mulai dari gurami goreng, gurami bakar, gurami rica-rica, gurami asam manis, hingga gurami bumbu kuning.

Hal inilah yang kemudian memicu banyak orang untuk beternak ikan gurami. Sayangnya banyak peternak pemula yang belum memahami seluk beluk budidaya ikan gurami sehingga hasilnya menjadi gagal.

Nah bagi Anda yang kepincut juga ingin terjun ke dalam bisnis budidaya gurami, atau malah hanya ingin belajar saja, Anda sudah datang ke tempat yang tepat. Karena kami punya seluk beluk budidaya ikan gurami yang lengkap namun esensial!

Mengapa Ikan Gurami?

Selain memang menjadi lauk favorit masyarakat Indonesia, diketahui ikan gurami merupakan salah satu ikan air tawar yang cukup mudah untuk diternakkan karena memang dikenal sebagai ikan yang tangguh.

Hal ini diakibatkan oleh struktur anatomisnya yang memiliki labirin sebagai salah satu alat bantu pernapasan tambahan. Sehingga ikan gurami mampu menyesuaikan diri untuk hidup di lingkungan perairan yang buruk.

Selain itu gurami pun cenderung menyukai habitat perairan yang tenang sehingga kamu tidak perlu repot-repot memasang sirkulasi kelas wahid untuk memastikan ikan-ikan gurami Anda tetap hidup.

Meski demikian perlu diingat bahwa ikan gurami cocok diternak di daerah dengan ketinggian sekitar 800 dpl serta bisa bertumbuh dengan optimal pada suhu 24 hingga 28 derajat celcius. Anda perlu berhati-hati karena suhu air kurang dari 15oC bisa memperlambat pertumbuhan ikan.

Lalu bagaimana cara melakukan budidaya ikan gurami yang paling mudah? Nah kami punya informasinya!

Melakukan Seleksi Indukan ikan Gurami

Untuk bisa beternak ikan gurami tentu saja langkah pertama yang bisa dilakukan adalah dengan memilih indukan baik indukan jantah serta indukan gurami. Tujuannya tentu saja agar Anda bisa memilih indukan ikan yang memang siap untuk dipijahkan, yang biasanya berusia 3 hingga 7 tahun.

Beberapa ciri indukan ikan gurami betina yang bisa Anda jadikan patokan adalah sebagai berikut ini:

  1. Tidak memiliki cula atau tandukan di dahi.
  2. Ikan betina memiliki warna kulit yang lebih terang dibandingkan dengan ikan gurami jantan.
  3. Memiliki warna dasar sirip dada yang lebih gelap.
  4. Perut tampak membulat.
  5. Memiliki badan yang relatif lebih panjang dan besar dibandingkan dengan indukan ikan gurami jantan.

Adapun ciri indukan ikan gurami yang berjenis kelamin jantan adalah sebagai berikut ini:

  1. Memiliki cula atau tandukan di dahinyta.
  2. Warna badan cenderung lebih gelap dan/atau tampak pucat bila dibandingkan dengan indukan ikan gurami betina.
  3. Letak perut lebih dekat ke anus.
  4. Gerakannya cenderung lebih lincah.

Anda bisa mulai mengambil indukan yang sudah matang apabila Anda bisa melihat tiga ciri khusus yakni perut mulai tampak besar dan mengarah ke belakang, warna anus berubah menjadi putih kemerahan, dan perut indukan terasa lembek bila diraba.

Ada beberapa jenis ikan gurami yang bisa dipijah dan masing-masing memiliki berat dan jumlah telur yang berbeda-beda dalam sekali pemijahan. Adapun beberapa jenis yang bisa dibudidayakan antara lain adalah sebagai berikut ini:

  • Gurami jepang yang memiliki bobot tubuh hingga 3,5 kg.
  • Gurami batu yang memiliki bobot tubuh hingga 0,5 kg sudah bisa dipanen dalam waktu satu tahun.
  • Gurami paris yang memiliki bobot tubuh maksimal 1,5 diketahui dapat menghasilkan telur sejumlah 5000-6000 butir dalam sekali pemijahan.
  • Gurami angsa dengan bobot tubuh yang bisa mencapai 8 kg.
  • Gurami porselen yang memiliki bobot tubuh hingga 2 kg bisa menghasilkan sekitar 10.000 butir telur dalam sekali pemijahan.
  • Gurami blue sapphire yang bisa mencapai bobot tubuh maksimal 2 kg dan bisa menghasilkan sekitar 7.000 butir telur dalam sekali pemijahan.
  • Gurami kapas yang bisa mencapai bobot 1 kg dan bisa menghasilkan telur sejumlah 3.000 butir dalam sekali pemijahan.

Persiapan Kolam Pemijahan Ikan Gurami dan Pemijahan Ikan Gurami

gurami

Untuk membuat kolam pemijahan, Anda bisa langsung melakukan pengeringan dan pembersihan dasar kolam, melakukan pengisian air kolam, hingga pemasangan sarang dan jangan lupa tentu saja menyediakan bahan pembuatan sarang.

Setelah kolam pemijahan sudah siap, Anda bisa langsung memasukkan seluruh indukan gurami yang lolos seleksi pemijahan ke dalam kolam dengan perbandingan jantan dan betina adalah 1 banding 3.

Kemudian nantinya indukan jantan akan membuat sarang dengan bahan yang telah Anda letakkan di dalam kolam yang berlangsung selama 5 hari. Setelah itulah nantinya ikan betina akan datang ke sarang tersebut untuk melakukan pemijahan.

Nantinya lubang sarang akan ditutup oleh indukan betina dengan ijuk atau rumput yang ada, sambil mengipas-ngipas sirip ke arah sarang. Sementara itu indukan jantan akan membuat sarang-sarang di tempat lain agar indukan betina lainnya bisa melakukan pemijahan.

Telur Gurami, Pemeliharaan, hingga Penetasan Telur Gurami

Anda cukup menunggu selama beberapa saat hingga telur-telur gurami siap untuk dipindahkan. Adapun telur yang sudah siap untuk menetas biasanya memiliki bau amis yang khas serta tampak minyak-minyak yang berada tepat di atas saran pemijahan.

Bila sudah menemukan telur siap menetas, Anda harus langsung mengambil sarang tersebut dan menyimpannya ke dalam ember berisi air. Kemudian Anda bisa langsung mencuci telur sambil menambahkan suplemen khusus untuk mencegah penyakit dan hama.

Siapkan bak penetasan yang sudah dipasangi seresi serta hitter, untuk kemudian dimasukkan telur yang sebelumnya telah Anda cuci. Jangan lupa bahwa biasanya telur akan menetas di hari ke-2 atau ke-3 setelah pemijahan. Telur harus menetas di dalam air tawar bersih dengan suhu di antara 27 hingga 28 derajat selsius. Bila sudah menetas biarkan benih selama 10-11 hari.

Pendederan Ikan Gurami

Sebagaimana langkah budidaya ikan pada umumnya, proses yang harus dilewati setelah melakukan pemijahan adalah proses pendederan. Benih ikan gurami pun perlu dilakukan pendederan.

Tujuannya agar kualitas benih bisa terjaga sehingga nantinya Anda bisa mendapatkan hasil yang diinginkan dengan angka kematian ikan yang semakin menurun. Proses ini adalah proses penting yang wajib untuk dilewati semua benih.

Untuk bisa melakukan pendederan Anda harus membuat bak khusus pendederan berukuran 2-3m x 4-5 m dan isilah bak tersebut dengan Daphnia magna yang merupakan krustasea pakan alami ikan gurame. Anda bisa mengisi bak ini hingga 2000 benih ikan gurami.

Masukkan sejumlah benih (maksimal 2000 benih) ikan gurami ke dalam bak pendederan yang sudah ‘dibekali’ pakan Daphnia magna. Setelah dilakukan pendederan selama 14 hari barulah Anda bisa memindahkan ikan gurami ke dalam kolam ikan utama.

Persiapan Kolam Ikan Gurami

kolam ikan

Untuk membuat kolam ikan gurami ada beberapa tahapan penting yang harus Anda lakukan. Tujuannya tentu saja agar ketika panen nantinya hasil yang Anda dapatkan bisa menjadi maksimal dan meminimalisasi kematian ikan gurami.

Pengeringan kolam ikan – sebelum kolam tanah siap diisi air, pertama-tama Anda harus melakukan proses pengeringan tanah yang bisa berlangsung selama 3 hingga 7 hari di bawah terik matahari.

Pastikan cuaca tidak hujan, karena bila hujan tentu saja proses pengeringan akan menjadi semakin lama. Intinya sih proses pengeringan ini merupakan salah satu proses yang paling bergantung dengan cuaca ya.

Proses pengeringan dilakukan hingga tanah tampak retak-retak namun cukup lembek sehingga bila Anda coba berjalan di atasnya maka akan tertinggal jejak kaki Anda dengan kedalaman 1 hingga 2 cm. Jangan mengeringkan tanah hingga benar-benar keras, karena bila sudah kering seperti itu tanah tersebut sudah sulit untuk dijadikan kolam ikan.

Pembajakan tanah – setelah proses pengeringan Anda bisa melanjutkan ke proses pembajakan tanah atau pencangkulan. Anda bisa mulai mencangkul seluruh tanah yang akan dijadikan kolam dengan kedalaman rata-rata 10 hingga 15 cm. Pastikan tidak ada sampah plastik, ataupun batu-batu kerikil dan kotoran yang tersisa bila memang ada.

Selain itu bila kolam tersebut sebelumnya sudah pernah menjadi kolam ikan, biasanya terdapat lumpur berbau busuk yang berada di dasar kolam yang berasal dari pakan ternak yang mengendak sebelumnya. Bila memang ada maka Anda bisa langsung membersihkannya.

Pengembalian pH tanah – kemudian Anda bisa mengembalikan pH tanah ke pH 7 hingga 8 sehingga ikan gurami bisa hidup dengan optimal. Anda bisa menggunakan kapur pertanian atau dolomite dengan takaran berikut ini:

  1. Bila pH kurang dari 4 gunakan kapur pertanian sejumlah 500 hingga 1000 kg per hektar kolam.
  2. Bila pH antara 5 hingga 6 gunakan kapur pertanian sejumlah 250 hingga 500 kg per hektar kolam.
  3. Bila pH 6 gunakan kapur pertanian sejumlah 100 hingga 250 kg per hektar kolam.

Setelah itu Anda bisa mengaduk tanah yang sudah tercampur dengan kapur hingga kedalaman 10 cm dan Anda bisa mendiamkan tanah yang telah tercampur tersebut selama dua hingga tiga hari.

Penggenangan kolam – bila pH sudah optimal Anda bisa langsung mengisi kolam dengan air, namun isilah secara bertahap. Isi air setinggi 10 hingga 20 cm dan diamkanlah selama tiga hingga lima hari.

Bila sudah didiamkan Anda bisa coba melihat di permukaan kolam apakah sudah tampak organisme-organisme kecil seperti gangga dan hewan-hewan kecil. Bila sudah maka Anda bisa lanjut untuk mengisi kolam hingga ketinggian yang cukup untuk gurami yakni sekitar 100 hingga 120 cm.

Pemupukan dasar kolam – Anda juga bisa menambahkan pupuk dasar kolam dengan pupuk kandang ataupun menambahkan stimulant bio organik berbahan dasar bakteri penunjang. Tujuannya agar nantinya ekosistem tumbuh ikan gurami menjadi optimal dan baik.

Pemindahan Benih dan Pembesaran Ikan Gurami

Bila kolam ikan gurami sudah siap maka Anda bisa langsung memindahkan benih ikan gurami dari bak pendederan ke dalam kolam utama. Pindahkan di pagi hari antara pukul 07.00-09.00 dengan menggunakan scoop net dan wadah berisi air.

Pertama-tama Anda harus mengeluarkan air dari bak pendederan sedikit demi sedikit sehingga kemudian bisa menangkap ikan dengan menggunakan scoop net. Setelah itu simpanlah benih tersebut ke dalam wadah berisi air untuk dipindahkan ke dalam kolam utama.

Untuk menghitung pakan yang dibutuhkan oleh ikan gurami Anda bisa menggunakan koefisien konversi pakan ikan gurami sebesar 1:2. Artinya untuk menaikkan berat ikan sejumlah 1 kg, Anda butuh sekitar 2 kg pakan ikan gurami.

Anda bisa memberikan pakan ikan sejumlah sekitar 3% dari total biomassa ikan di dalam satu kolam. Adapun cara menghitung biomassa adalah dengan mengalikan kepadatan kolam dengan berat rata-rata ikan.

Bila kolam seluas 50 meter persegi diisi 500 ikan gurami dengan berat rerata 200 gram per ekor maka total berat biomassa ikan gurami yang Anda punya adalah 200 x 500 = 100.000 gram atau 100 kg di dalam kolam 50 meter persegi yang Anda punya.

Nah artinya pakan yang harus Anda berikan di dalam sehari adalah 3% x 100 kg yakni 3kg atau sekitar 90 kg per hari. Anda bisa menggunakan hitung-hitungan ini nantinya untuk memperkirakan keuntungan atau prospek budidaya ikan gurami yang Anda punya.

Menanam tumbuh-tumbuhan – bila Anda tinggal di daerah yang cukup panas, untuk menjaga suhu kolam berkisar di antara 20 hingga 24 derajat celcius Anda bisa menanam tanaman air seperti eceng gondok misalnya.

Selain itu Anda juga perlu menanam pohon-pohonan di sekitar kolam agar cahaya matahari yang ada tidak langsung mengenai kolam. Tapi berhati-hati juga ya jangan sampai kolam ikan Anda malah terlalu gelap dan lembab.

Pemberian pakan gurami – ada beberapa jenis pakan ikan gurami yang berbeda-beda bergantung dengan tahapan hidup ikan gurami tersebut. Saat masih menjadi larva gurami biasa memakan cacing sutera hingga infusaria.

Kemudian benih gurami cenderung menyukai larva serangga, krustacea kecil, dan zooplankton. Bila sudah beberapa bulan Anda bisa memberikan tumbuhan air lunak sebagai pakan ikan. Selain itu gurami yang sudah besar pun bisa diberikan beberapa pakan tambahan.

Beberapa pakan tambahan yang lazim diberikan kepada ikan gurami yang sudah cukup besar misalnya dedak, ampas tahu, hingga ditambahkan rayap bagi ikan gurami yang berusia muda dan indukan gurami.

Panen Ikan Gurami

panen ikan

Setelah berhasil melakukan pemijahan pendederan dan pembesaran, saatnya panen ikan gurami yang ditunggu-tunggu. Tentu saja bila panen berhasil sesuai perhitungan maka Anda bisa mendapatkan keuntungan yang amat banyak setelah ini.

Ikan gurami yang dipanen biasanya adalah ikan yang berusia 10 hingga 12 bulan dengan bobot 800 gram hingga 1 kg per ekornya. Selain itu lakukanlah pemanenan ikan di pagi atuapun sore hari yang bertujuan menghindarkan ikan dari serangan stress.

Selain itu jangan melakukan panen ikan gurami dengan kasar misalnya dengan serok secara membabi buta, karena dikhawatirkan ikan gurami di dalam kolam yang Anda punya akan menjadi cacat dan terluka.

Alih-alih Anda bisa menyurutkan air kolam perlahan-lahan, dan kemudian pindahkan ikan gurami yang mengambang ke dalam wadah besar yang berisi air untuk langsung dikirim ke pasar atau konsumen secara langsung.

Proses pengiriman yang baik dan segera inilah yang membuat kualitas ikan yang Anda punya akan tetap baik dan segar. Ini pula yang menjadi salah satu kunci mengapa ada beberapa peternak ikan gurami yang lebih disukai karena memang produknya cenderung lebih segar!

Semangat membudidayakan ikan gurami!

Baca Juga

Tags