Skip to content

Perbedaan Dropship dan Reseller, Mana yang Lebih Untung?

featured-img

Tahukah kamu? Bahwa dalam beberapa dekade terakhir jumlah pengusaha baru meningkat dengan tajam. Di Amerika saja, diperkirakan ada 27 juta entrepreneur baru yang memulai bisnisnya di antara tahun 1990 hingga 2014.

Begitu pula di Indonesia, kamu bisa lihat berbagai macam brand lokal yang saat ini sudah bersaing dengan brand-brand mancanegara yang sudah memiliki nama dan sejarah besar.

Hal ini semata-mata diakibatkan oleh internet, internet telah membuat hal yang dulunya sulit dilakukan menjadi begitu mudah. Tidak heran kalau kemudian banyak entrepreneur muda bermunculan.

Seluruhnya bahkan datang dari berbagai kalangan. Entah itu pelajar, mahasiswa, karyawan, pengangguran, hingga ibu-ibu rumah tangga. Jadi jangan sampai kamu ketinggalan dari mereka, ya!

Kamu bisa memulai semua itu dengan menjadi dropshipper ataupun reseller, pilih saja salah satu! Tapi sebelum itu kamu harus baca tips dari kami, apakah perbedaan dropship dan reseller, mana yang lebih mudah dan mana yang lebih menguntungkan? Simak langsung penjelasannya di bawah ini!

Baca Juga : Bisnis Modal Kecil Untung Besar


Apa itu Dropship?

dropshipping

Dropship merupakan suatu metode penjualan yang memungkinkan toko ataupun si pemilik barang tidak menyimpan stok barang yang ingin dijual.

Dengan sistem dropship, kamu sebagai pemilik toko tidak perlu menyimpan stok barang.

Ketika ada pembeli yang datang dan memesan barang ke toko yang kamu punya, kamu bisa langsung memesannya ke supplier dan meminta supplier barang untuk mengirimkan barang secara langsung ke konsumenmu.

Lalu apa bedanya dengan makelar? Ketika kamu menjadi makelar, asumsinya baik pemilik barang ataupun konsumen tidak tahu kalau kamu adalah tangan kedua. Sedangkan dalam sistem dropshipper, baik pemilik barang ataupun konsumen sudah mengetahui bahwa kamu adalah perantara.

Dengan adanya keterbukaan semacam ini lonjakan harga yang terlalu tinggi bisa diantisipasi. Karena umumnya pemilik barang pun memberikan batasan harga kepada dropshipper untuk menjual barang-barang mereka.

Tentu saja sistem dropshipping ini bisa berlangsung berkat adanya internet dengan e-commerce nya. Coba saja kamu cek di e-commerce. Maka kamu akan banyak menemukan dropshipper di dalam sana.

Kalau kamu masih bingung, kami coba akan jabarkan langkah-langkah konkret bisnis dropshipping:

  1. Tentukan barang yang ingin kamu jual. Misalnya kamu ingin menjual kaos distro dengan gambar tertentu, dengan target market anak-anak muda.
  2. Carilah toko online yang menjual kaos distro tersebut, dan cari toko yang menerima dropshipper.
  3. Bila sudah kamu bisa langsung memilih model yang ingin kamu jual di toko online tersebut. Bila sudah memilih, kamu bisa langsung membuat desain kaos tersebut (mock up) dan langsung memajang gambarnya di toko online milikmu sendiri.
  4. Nah ketika ada orang yang membeli kaos di tokomu, kamu bisa langsung memesan kaos yang sama di toko suppliermu dengan permintaan mengirimkan barang langsung ke pemesanmu.
  5. Pastikan barang sampai!

Dengan cara ini bisa dipastikan modal yang kamu keluarkan hanyalah laptop atau PC, serta jaringan internet saja. Mudah dan murah bukan?

Keuntungan Bisnis Dropshipping

Dengan sistemnya yang begitu unik dan simpel, sistem bisnis dropshipping ini menjadi digemari. Lebih jauh lagi, sistem dropshipping ternyata menyimpan segudang manfaat loh. Yuk kita bahas satu persatu.

1. Tidak butuh capital besar

Tentu saja dengan sistem toko yang tidak men-stok barang, kamu tidak perlu berinvestasi jutaan rupiah hanya untuk menyiapkan infrastruktur toko yang kamu punya serta stoking barang.

2. Mudah untuk dilakukan

Bisnis dropshipping bisa dibilang sebagai salah satu bisnis yang cukup mudah untuk dilakukan. Ada beberapa alasan mengapa para ahli menganggap bisnis ini cukup mudah, diantaranya adalah:

  1. Kamu tidak perlu mempelajari sistem pergudangan, serta sistem rantai pasok (yang rumit!). Karena sistem ini sudah dibuat dan dijalankan langsung oleh sang pemilik barang sebagai suppliermu.
  2. Tidak membutuhkan proses packing dan pengiriman yang rumit.
  3. Tidak perlu memikirkan proses kegagalan pengiriman, karena ini menjadi tanggung jawab toko pemilik barang.
  4. Tidak membutuhkan banyak karyawan dalam pelaksanaanya. Bahkan bila pembeli di toko online mu sudah membludak, kamu cukup mempekerjakan 1 hingga 2 orang administrator toko online saja, cukup!

Empat poin utama di atas barangkali merupakan momok bagi para pengusaha baru. Sistem, pergudangan, rantai pasok, distribusi barang, dan manajemen manusia. Dengan sistem dropshipping semuanya menjadi mudah.

3. Biaya harian murah

Faktanya banyak pengusaha dropshipper sukses menjalankan bisnisnya hanya dari kamar. Bermodalkan laptop yang tidak terlalu mewah, dan koneksi internet saja sudah cukup kok.

4. Tempat kerja yang fleksibel

Salah kaprah bila kamu beranggapan bahwa seorang pebisnis memiliki waktu dan tempat kerja yang fleksibel. Nyatanya banyak pebisnis yang menghabiskan 70-80% waktunya dalam sehari untuk mengurusi bisnisnya.

Dengan sistem dropshipping masalah ini bisa tertangani dengan baik, karena (balik lagi) kamu tidak membutuhkan fisikmu untuk mengelola toko online mu. Bila bosan di kamar, kamu bisa jalan-jalan ke kafe dekat rumah, buka laptop, dan mengelola toko online mu.

5. Pengembangan jauh lebih mudah

Salah satu tantangan utama dalam berbisnis adalah mengembangkan bisnismu. Ketika kamu menjalankan bisnis berbasis offline, ketika kamu ingin memiliki omzet dua kali lipat, artinya kamu harus menggandakan modal dan meningkatkan sistem.

Sementara dengan sistem dropshipping, kamu hanya perlu meningkatkan pembelian dua kali lipat ke suppliermu, sisanya? Biarkan mereka bekerja!

Kekurangan Bisnis Dropshipping

Sebagaimana bisnis apapun, dropshipping juga memiliki kekurangan yang perlu kamu ketahui dan pertimbangkan.

1. Margin tipis

Margin merupakan salah satu permasalahan yang sering ditemukan oleh para pebisnis dropshipper. Tentu saja dengan mematok margin tinggi kemungkinan pembeli yang akan membeli di tokomu semakin sedikit.

Margin tipis akan menjadi masalah apabila kamu tidak bisa menjual barangmu dengan jumlah yang banyak. Solusinya? Bacalah ilmu-ilmu marketing yang bertebaran dan ikutilah seminar marketing sehingga kamu bisa meningkatkan penjualan produk.

2. Masalah inventarisasi

Inventarisasi bisa menjadi keuntungan namun bisa juga menjadi kerugian dropshipping. Tanpa adanya inventaris maka kamu akan kesulitan melakukan tracking barang.

Misalnya mayoritas konsumenmu ingin membeli barang A, sementara di pihak distributor barang A sudah habis. Nah kamu akan kesulitan mengetahui hal-hal semacam ini, kecuali bila kamu bertanya langsung ke pemilik barang.

3. Masalah distribusi

Menjadi pemilik bisnis tentu saja membuat kita bertanggung jawab dengan barang-barang yang kita jual kepada klien bukan? Berhubung distribusi secara penuh diurus oleh distributor langsung, ketika ada masalah distribusi image toko kita bisa menjadi jelek.

Padahal kesalahan bukan ada di kamu. Nah, tapi tentu saja ada banyak solusi yang bisa kamu lakukan terkait masalah ini. Salah satu solusi yang bisa kamu lakukan adalah dengan evaluasi distributor terus menerus hingga kamu menemukan distributor barang yang minim masalah.


Apa itu Reseller?

model bisnis reseller

Pada dasarnya sistem bisnis reseller mirip dengan sistem bisnis konvensional namun dengan bantuan internet.

Bila pada sistem konvesional kamu harus menghadirkan fisikmu untuk keperluan stocking dan hal lainnya, dengan sistem reseller kamu bisa menjalankan ini secara online.

Bedanya reseller dengan dropshipper adalah, bila dengan sistem dropshipping kamu tidak perlu stok barang dan melakukan inventarisasi. Maka kamu yang menggunakan sistem reseller tetap harus melakukan stok barang dan inventarisasi.

Satu-satunya persamaan reseller dan dropshipper adalah kamu menjual barang milik orang lain. Artinya dengan kedua sistem ini kamu tidak dimungkinkan untuk membuat dan mengembangkan brand mu sendiri.

Konkretnya, begini kira-kira langkah yang bisa kamu jalankan apabila kamu ingin menggeluti bisnis dengan sistem reseller:

  1. Carilah produk yang ingin kamu jual, lakukan riset mendalam tentang produk yang ingin kamu jual.
    • Kira-kira siapa pembeli potensial dari produkmu tersebut.
    • Barang apa yang memiliki presentase kemungkinan terjual lebih besar, sehingga kamu bisa memilih untuk menyetok berapa barang.
  2. Carilah produsen yang sesuai dengan barang yang ingin kamu jual.
  3. Buat toko online mu sendiri.
  4. Pesan barang dengan jumlah yang terhitung. Misalnya kamu memprediksi kaos jenis A akan laku, sementara jenis B peminatnya sedang, dan C peminatnya rendah.
    • Bila kamu ingin memesan total 200 kaos, pesanlah 50% kaos A, 30% kaos jenis B, dan 20% kaos jenis C.
    • Presentase barang yang ingin kamu stok perlu disesuaikan dengan kemungkinan pembelimu.
  5. Pesan barang, simpan barang di gudang dengan baik.
  6. Tunggu hingga ada pembeli yang masuk ke toko online mu.
  7. Bila ada pembeli siapkan packaging dan tentu saja pengiriman secara langsung kepada sang pembeli.

Dari sini saja barangkali kamu sudah bisa melihat bahwa dengan menggunakan sistem reseller seperti ini kamu perlu mempelajari banyak hal yang tidak perlu kamu pelajari bila menggunakan sistem dropshipper.

Beberapa hal tersebut adalah:

  1. Sistem rantai pasok, mulai dari pemesanan barang ke supplier, sistem pergudangan, hingga sistem distribusi dan pengembalian barang kepada klien. Dalam sistem reseller kamu perlu memikirkan hal ini secara matang, dan bahkan perlu menyiapkan SOP yang lengkap dan baik.
  2. Kamu harus memikirkan sistem packaging dan pengiriman yang baik.
  3. Kamu perlu memikirkan sistem return barang, karena bila tidak dipikirkan dengan baik. Return barang yang terlalu tinggi bisa menjadi sumber kebangkrutan toko mu.
  4. Kamu juga harus mempelajari sistem manajemen manusia. Karena dengan sistem reseller kamu tentu membutuhkan karyawan, apalagi kalau jumlah pembelimu meningkat tajam.
  5. Terakhir kamu perlu membuat SOP untuk seluruh kegiatan perdaganganmu. Tujuannya adalah bila pembelimu meningkat tajam kamu tidak kelimpungan. Kamu cukup menerapkan SOP tersebut namun dengan kuantitas yang lebih tinggi, istilah kerennya sih scaling!

Keuntungan Bisnis Reseller

Meski tampak lebih rumit daripada sistem bisnis dropshipping, sistem bisnis reseller juga memiliki berbagai macam keuntungan yang bisa kamu jadikan pertimbangan. Apa sajakah keuntungan bisnis reseller itu?

1. Margin lebih lebar ­

Dengan memiliki bisnis ber-sistem reseller, kamu boleh dibilang memiliki kendali utama dalam penjualan. Sehingga kamu bisa menjual barang tersebut dengan margin yang lebih lebar.

2. Kesempatan belajar

Mungkin klise, tapi dengan menjalankan sistem reseller mau tidak mau kamu harus mempelajari banyak hal, diantaranya adalah:

  1. Sistem manajemen manusia.
  2. Sistem pergudangan dan inventarisasi.
  3. Sistem distribusi rantai pasok.
  4. Sistem keuangan dan akuntansi.
  5. Sistem penjualan.

Serta beberapa sistem yang barangkali perlu dipertimbangkan bila kamu ingin melakukan ekspansi bisnis seperti sistem marketing dan branding.

3. Kesempatan ekspansi lebih luas

Berbeda pula dengan sistem bisnis dropshipper, dimana kamu tidak memiliki kendali penuh atas penjualan barang, dengan sistem reseller kamu bisa melakukan ekspansi bisnis dengan cepat.

Mengapa? Masih berhubungan dengan poin sebelumnya, ketika kamu sudah mahir dalam menjalankan seluruh sistem di atas artinya kamu bisa dengan lebih luwes bila ingin melakukan ekspansi bisnis.

Ekspansi bisnis disini bisa berarti meningkatkan stok barang sehingga meningkatkan angka penjualan, atau mencoba menjual di pasar yang berbeda.

Dengan pemahaman sistem yang baik, kamu cukup copy paste sistem tersebut untuk membuka pasar-pasar yang baru.

Berbeda (lagi) dengan sistem dropshipper, kamu sulit belajar sistem-sistem ini karena murni dikendalikan oleh distributor. Pada akhirnya dropshipper akan lebih sulit dan tidak leluasa dalam ekspansi bisnisnya.

4. Membuka bisnis baru

Dengan menjadi reseller di awal, kesempatanmu dalam membuka bisnis baru akan jauh lebih cepat.

Masih berhubungan dengan poin-poin sebelumnya, sistem reseller membuatmu “terpaksa” mempelajari bisnis namun dengan risiko yang lebih kecil daripada membuka bisnis baru.

Ketika kamu sudah mahir dalam ilmu-ilmu tersebut, secara otomatis kamu bisa lebih berani dan percaya diri dalam membuka bisnis barumu sendiri.

Hal yang mungkin sulit (tapi bisa) dilakukan oleh orang-orang yang menjadi dropshipper.

Baca Juga 24 Bisnis Franchise Pilihan, Apa itu Franchise?

Kekurangan Bisnis Reseller

Sama seperti dropshipper dan bisnis-bisnis lainnya, menjadi seorang reseller juga memiliki beberapa kelemahan yang tentu saja patut kamu pertimbangkan sebelum memulai bisnis reseller mu sendiri.

1. Tidak memiliki kontrol terhadap brand, namun mempertaruhkan image toko

Brand yang kamu jual sebagai reseller tentu saja merupakan brand milik orang lain. Meski demikian, tetap saja toko yang kamu gunakan untuk menjual brand tersebut adalah toko milikmu.

Menjual brand orang berarti kamu tidak memiliki kendali atas kontrol kualitas produk yang bersangkutan. Namun ketika ada produk yang bermasalah, siapakah yang akan disalahkan? Tentu saja kamu sebagai penjual.

Meski menjengkelkan, menemukan masalah-masalah semacam ini tentu saja membuat dirimu lebih terlatih lagi sebagai seorang pebisnis. Lagi-lagi, proses pembelajaran yang penting disini!


Kesimpulan: Dropshipper vs Reseller

jeff bezos

Dengan penjabaran yang cukup panjang di atas, barangkali kamu sendiri sudah bisa menyimpulkan ingin menjadi seorang dropshipper ataukah menjadi seorang reseller. Agar kamu tidak pusing, kami akan membaginya ke dalam tabel di bawah.

[wpsm_comparison_table id="45" class=""]

Nah itulah tadi kira-kira perbedaan bisnis dropship dan reseller. Bila ditanya mana yang lebih mudah dan murah tentu saja bisnis dropshipper jawabannya. Akan tetapi bila ingin belajar dan berkembang dengan cepat tentu saja coba bisnis reseller.

Pada akhirnya sih kamu sendiri sebagai calon pebisnis yang berhak memilih bisnis mana yang ingin kamu jalankan. Tentu saja semuanya harus kamu sesuaikan dengan sumber daya yang kamu miliki (uang, tenaga, waktu, sumber daya manusia).

Kemudian pikirkan dan lakukanlah riset secara matang. Setelah semuanya kamu lakukan, barulah kamu boleh langsung terjun kesana dan lakukanlah 100% sehingga kamu bisa menjadi pebisnis yang sukses!

Baca Juga: Tips Bisnis Dropshipping Paling Tokcer

Tags