Skip to content

Softskill Wajib Dunia Kerja supaya Cepat Naik Jabatan

featured-img

Setiap kali Anda berada di dalam institusi pendidikan ataupun dunia kerja, pasti Anda pernah mendengar nasihat untuk selalu mempelajari soft skill untuk mempercepat perkembangan karir Anda kelak.

Tapi sebenarnya apakkah Anda benar-benar mengerti mengenai apa itu soft skill, apa perbedaannya dengan hard skill, soft skill apa saja yang perlu dipelajari, dan bagaimana bisa mendapatkan softskill tersebut.

Nah kami punya informasi mengenai beberapa softskill yang bisa Anda pelajari sehingga Anda bisa meningkatkan jenjang karir Anda dengan cepat!

Baca Juga Apa sih Tujuan Karirmu? Cara Bikin CV yang Oke Supaya Dipanggil, Pertanyaan Jebakan saat Interview Kerja

Mengapa dan Apa itu Soft Skill?

Mungkin banyak di antara Anda yang bertanya-tanya apakah soft skill memang sepenting itu. Nah ternyata berdasarkan studi yang dilakukan oleh Deloitte di tahun 2016 didapatkan bahwa lebih dari 90% eksekutif beranggapan bahwa soft skill merupakan prioritas utama di dalam pemilihan karyawan.

Selain itu banyak pula eksekutif yang beranggapan kalau karyawan yang tidak mau mengembangkan soft skillnya berarti sedang membatasi diri di dalam perkembangan karir mereka.

Soft skill sendiri merupakan kemampuan pribadi yang biasanya berhubungan dengan bagaimana Anda bekerja dan berinteraksi dengan orang lain, dalam hal ini dengan rekan kerja, atasan, serta bawahan Anda di dalam bekerja.

Karyawan yang memiliki soft skill biasanya tahu bagaimana cara berhubungan yang baik dengan orang lain sehingga membuat mereka cenderung lebih ‘terlihat’ tanpa harus menjilat atasan di kantor mereka.

Konsekuensinya tentu saja membuka kesempatan-kesempatan di dunia kerja yang lebih sulit dibuka bagi orang-orang yang tidak memiliki kemampuan soft skill yang baik. Untuk alasan inilah mengapa orang dengan soft skill yang baik biasanya karirnya lebih mulus.

Perbedaan Soft Skill dan Hard Skill

hard skill dan soft skill

Mudahnya bila soft skill merupakan kemampuan yang berhubungan dengan bagaimana Anda bekerja dan berinteraksi dengan orang lain, hard skill merupakan kemampuan teknikal yang berhubungan langsung dengan pekerjaan yang Anda kerjakan.

Hard skill seringkali disebut dengan job-specific skills atau kemampuan yang berhubungan dengan pekerjaan. Selain itu ada beberapa perusahaan yang meminta sertifikasi sebagai syarat bekerja, nah inilah yang biasanya berhubungan dengan hard skill.

Setidaknya ada empat perbedaan mendasar yang bisa dikenali dari soft skill dan hard skill, berikut ini adalah perbedaannya:

  1. Soft Skill

    • Sifatnya emosi dan empati.
    • Wajib dimiliki untuk semua jenis pekerjaan.
    • Tidak bisa dipelajari dengan mudah.
    • Amat menentukan kesuksesan di dunia kerja.
  2. Hard skill

    • Sifatnya teknis dan spesifik.
    • Wajib dimiliki untuk pekerjaan spesifik. Misalnya seorang dokter tentu wajib memiliki sertifikasi kompetensi kedokteran untuk berpraktek.
    • Bisa dipelajari melalui pendidikan dan latihan.
    • Dibandingkan soft skill tidak lebih menentukan kesuksesan di dunia kerja.

Meski demikian tidak ada yang lebih penting dari lainnya. Keduanya merupakan skillset yang wajib dimiliki dan saling melengkapi di dalam dunia kerja. Hanya saja jutaan orang tidak menyadari bahwa soft skill demikian penting sehingga mereka hanya mengembangkan hard skill saja dan berharap bisa naik jabatan dengan cepat.

Baca juga: Mengupas Tuntas Kontrak Kerja PKWT dan PKWTT yang Berlaku di Indonesia

Soft Skill Esensial yang Wajib Dimiliki Seluruh Jenis Profesi

botak rapat

Meski profesi atau pekerjaan yang ada di dunia ini amat banyak, tapi setidaknya ada beberapa soft skill esensial alias paling mendasar yang setidaknya harus dimiliki oleh kalian yang bekerja. Berikut ini adalah daftarnya!

#1 Keterampilan Komunikasi

Percaya atau tidak bahwa tidak ada satupun pekerjaan di muka bumi ini yang tidak membutuhkan komunikasi. Bahkan untuk pekerjaan yang diklaim sehari-harinya hanya bertatap muka dengan laptop seperti programmer dan desainer atau mungkin seniman.

Bahkan misalnya mereka pun pasti dalam satu atau dua kesempatan dituntut untuk berkomunikasi baik dengan rekan kerja, teman sejawat, atau setidaknya berkomunikasi dengan klien mereka.

Adapun keterampilan komunikasi yang wajib dimiliki oleh semua pekerja adalah keterampilan komunikasi efektif. Karena menurut studi yang ada diketahui sumber permasalah utama di dalam dunia kerja adalah komunikasi yang tidak efektif.

Komunikasi efektif sendiri merupakan kemampuan seseorang di dalam memahami emosi dan intensi dari orang lain ketika bertukar informasi. Nah kebanyakan pekerja hanya memahami bahwa komunikasi adalah sebatas bertukar informasi, di sinilah letak sumber konfliknya.

Seringkali ketika Anda berkata mengenai suatu hal kepada rekan kerja Anda, diartikan secara lain oleh rekan kerja Anda tersebut. Semata-mata karena kalian berdua tidak sefrekuensi di dalam memahami intensi informasi tersebut.

Adapun ciri khas komunikasi efektif yang bisa Anda pelajari adalah sebagai berikut ini:

  1. Mendengarkan secara aktif.
  2. Bisa menyesuaikan gaya komunikasi sesuai dengan situasi yang ada.
  3. Menyampaikan informasi dengan jelas dan tidak setengah-setengah.
  4. Asertif dan percaya diri.
  5. Biasanya disertai timbal balik atau respons yang konstruktif.
  6. Saling mengidentifikasi dan me-manage emosi di dalam berkomunikasi.
  7. Melibatkan empati.
  8. Membutuhkan kemampuan interpersonal yang baik untuk membangun rapor.
  9. Dalam beberapa hal, bila Anda mampu maka Anda bisa berkomunikasi sambil menerjemahkan bahasa tubuh lawan bicara Anda.
  10. Kedua pihak saling berpikiran terbuka.
  11. Mempermudah hal dan informasi yang rumit.
  12. Storytelling

Baca juga: Analisis Jabatan: Begini Cara Penerapannya!

#2 Keterampilan Bekerja di Dalam Tim

Untuk kemampuan yang kedua ini barangkali wajib dimiliki oleh Anda yang bekerja di dalam suatu industri. Mungkin tidak terlalu penting bagi Anda yang bekerja sendirian, namum tetap harus dipahami ya!

Terutama bagi Anda yang bekerja secara tim di dalam industri, kemampuan memposisikan diri dengan baik di dalam tim merupakan kunci sukses berjalannya bisnis (apapun) yang sedang dijalankan.

Ketika Anda menjadi team player maka konflik-konflik antar rekan kerja bisa jauh ditekan, mengurangi kemungkinan rekan kerja Anda resign, dan tentu saja menciptakan lingkungan kerja yang positif dan lebih menarik bagi banyak karyawan.

Nah berikut ini adalah ciri orang yang memiliki keterampilan bekerja di dalam tim yang baik, atau lazim disebut sebagai team player:

  1. Mau mendengarkan rekan kerjanya secara aktif, baik ide, masukan, ataupun kritik.
  2. Mendahulukan sifat asertif dibandingkan agresivitas.
  3. Mau berkolaborasi dan bekerja sama.
  4. Rajin berkoordinasi.
  5. Mau mendelegasikan tugas kepada orang yang dipercaya memiliki kemampuan spesifik yang lebih tinggi dibanding dirinya.
  6. Memiliki empati.
  7. Mau mengikuti arahan yang diberikan oleh ketua tim.
  8. Membantu rekan tim di dalam memecahkan masalah.
  9. Memiliki kemampuan interpersonal yang baik.
  10. Mawas diri, dimana seorang team player biasanya tahun kelemahan, kekuatan, dan bagaimana cara memaksimalkan potensi dirinya.
  11. Ketika membuat perjanjian mendahulukan mediasi dibanding konfrontasi.
  12. Mau bernegosiasi dan berkompromi.
  13. Mau membagi ide dan isi pikiran sehingga tim bisa berjalan dengan efektif.
  14. Menghargai kemampuan, pengalaman, dan kontribusi rekan kerja di dalam satu tim.
  15. Mendukung rencana yang telah dirundingkan walaupun Anda tidak setuju 100%, membenahi secara perlahan dengan pendekatan minimal konflik.

#3 Keterampilan Beradaptasi

Percayakah Anda banyak orang-orang yang resign dengan begitu mudahnya hanya karena tidak mampu beradaptasi? Biasanya orang-orang jenis ini menjadikan lingkungan kerja, atau satu dua masalah di lingkungan kerja sebagai alasan untuk melakukan resign.

Kemudian mereka mencari lingkungan kerja yang baru dan berharap mereka tidak akan menemukan masalah semacam itu. Hingga pada akhirnya mereka sadar mereka salah, karena toh di manapun Anda bekerja Anda pasti akan menemukan masalah yang bisa menekan mental Anda.

Lingkungan kerja memang merupakan lingkungan yang sangat dinamis, mudah berubah mengikuti tren, dan diisi oleh berbagai jenis orang. Para eksekutif kerja akan lebih bahagia bila mereka memiliki karyawan yang adaptif karena memang berdasarkan studi para karyawan yang adaptif ini berbanding lurus dengan kesuksesan perusahaan.

Adapun ciri karyawan yang memiliki kemampuan adaptasi yang baik adalah sebagai berikut ini:

  1. Rajin menganalisis situasi sekitar.
  2. Tenang di dalam menghadapi perubahan yang terjadi.
  3. Memiliki keinginan untuk terus belajar hal yang berhubungan dengan pekerjaan yang sedang ia kerjakan.
  4. Disiplin tinggi.
  5. Fleksibilitas tinggi.
  6. Fokus di dalam mengerjakan tugas.
  7. Mampu meng-handle tugas ataupun tuntutan-tuntutan yang tidak terduga.
  8. Berpikiran terbuka.
  9. Optimis dan cenderung positif di dalam bekerja.
  10. Sabar, namun tetap percaya diri di dalam bekerja.
  11. Bertanggung jawab terhadap hal-hal yang telah dipelajari dan telah dikerjakan oleh dirinya sendiri.

#4 Keterampilan Pemecahan Masalah

Kalau yang satu ini sih barangkali Anda juga pasti memahaminya. Dalam bidang apapun, profesi apapun, tentu saja harus memiliki keterampilan pemecahan masalah yang baik. Apalagi profesi yang menuntut Anda untuk memutar otak seperti pengacara, hakim, dokter, atau misalnya ahli pertambangan dan perminyakan.

Dengan kemampuan pemecahan masalah yang tinggi bukan tidak mungkin Anda bisa dengan cepat diangkat menjadi supervisor dan manajer di dalam tim yang Anda punya. Karena biasanya orang-orang ini dianggap mampu pula memecahkan masalah perusahaan dengan lebih baik bila memiliki posisi di atas.

Intinya semakin tinggi kemampuan pemecahan masalah yang Anda punya, semakin tinggi kemungkinan Anda akan naik jabatan. Karena semakin tinggi jabatan maka semakin tinggi pula kesulitan yang harus dihadapi dan dipecahkan.

Adapun ciri-ciri orang yang memiliki kemampuan pemecahan masalah yang efektif adalah sebagai berikut ini:

  1. Mampu menganalisa, mengobservasi, dan menjabarkan masalah yang sedang dihadapi.
  2. Memiliki kreativitas di atas rata-rata.
  3. Memiliki kemampuan decision making di atas rata-rata. Khusus untuk yang satu ini biasanya dimiliki berdasarkan keahlian dan pengalaman yang ada sehingga seolah-olah ditentukan oleh
  4. Memiliki inisiatif bekerja dan determinasi yang tinggi.
  5. Memiliki kemampuan lateral thinking, yakni kemampuan pemecahan masalah dengan solusi yang tidak terpikirkan oleh banyak orang.
  6. Memiliki kemampuan logika yang tinggi.
  7. Memiliki kegigihan di dalam memecahkan masalah di dalam pekerjaan.
  8. Memiliki kemampuan negosiasi, diplomasi, dan yang tidak kalah pentingnya adalah kemampuan persuasi.

Khusus skillset yang satu ini, barangkali tidak semua poin harus dimiliki. Namun semakin banyak poin yang Anda miliki, maka besar kemungkinan Anda akan dilirik oleh para petinggi perusahaan dan kemungkinanmu naik jabatan pun akan menjadi lebih besar.

#5 Kepemimpinan

Untuk yang satu ini memang tidak semua orang harus memiliki keterampilan yang tinggi, tapi setidaknya harus ada jiwa kepemimpinan di dalam diri Anda para pekerja walaupun itu hanya secuil.

Banyak orang yang menghindari ini karena merasa tidak cocok menduduki jabatan sebagai pemimipin. Padahal esensi dari skill kepemimpinan ini adalah kemampuan di dalam membuat keputusan, me-manage situasi yang dihadapi dan me-manage orang-orang yang dihadapi di dalam kerja.

Kemampuan leadership boleh dibilang sebagai gabungan soft skill yang dibutuhkan bagi pekerja seorangan dan pekerja yang bisa bekerja di dalam tim, sehingga kemudian bisa memimpin tim bila dibutuhkan.

Menariknya karena skill ini merupakan skill yang paling sulit dan paling jarang dikembangkan oleh para pekerja, saat ini ada banyak pelatihan-pelatihan kepemimpinan dibuka, nah! Padahal sesungguhnya skill ini bisa dipelajari bila Anda mau mengambil kesempatan yang ada secara terus menerus.

Adapun kemampuan leadership yang baik bisa ditunjukkan dengan beberapa karakteristik di bawah ini:

  1. Kemampuan yang tinggi untuk bekerja dengan arahan dan supervisi minimal.
  2. Bertanggung jawab penuh terhadap pekerjaan yang dihadapi.
  3. Cenderung aktif mendengarkan rekan kerja.
  4. Otentik dan tidak dibuat-buat.
  5. Bisa menyelesaikan konflik dengan baik tanpa ‘huru hara’.
  6. Memiliki kemampuan decision making yang baik, dengan intuisi yang tinggi.
  7. Memiliki kecerdasan emosi yang tinggi, yang ditunjukkan dengan kesehariannya yang cenderung tenang, minim konflik, dan biasanya disenangi oleh banyak orang.
  8. Memiliki empati, kebajikan, dan fleksibilitas yang tinggi saat bekerja.
  9. Mampu membuat perencanaan yang matang, serta menjabarkannya dengan baik sehingga banyak orang yang bekerja dengannya bisa mengerti rencananya dengan mudah.
  10. Cenderung senang memotivasi orang lain sehingga bisa maju bersama.
  11. Memiliki kemampuan manajemen krisis yang baik.
  12. Selalu melihat persoalan baik dari sudut pandang yang sempit hingga sudut pandang yang besar, atau istilah kerennya helicopter view. Sehingga seringkali pemecahan masalah yang diambilanya cenderung berbeda, minim konflik, namun sangat efektif.
  13. Bisa memberikan arahan dan instruksi yang jelas kepada rekan kerjanya.

#6 Etos Kerja

Etos kerja yang tinggi haruslah dimiliki oleh semua orang yang bekerja, tidak peduli apakah ia bekerja untuk dirinya sendiri, bekerja untuk orang lain, atau malah bekerja di bawah perusahaan yang besar.

Etos kerja sendiri merupakan sifat dimana seseorang memiliki kesadaran yang tinggi kalau memang mereka sedang bekerja, memahami bahwa pekerjaan yang mereka kerjakan merupakan pilihan mereka sendiri, sehingga kemudian memahami pula bahwa pekerjaan yang sedang mereka kerjakan memang penting.

Mudahnya orang-orang yang memiliki etos kerja yang tinggi biasanya cenderung fokus, tidak menunda-nunda pekerjaan, dan yang terpenting bisa bekerja sendiri namun tetap berpegang kepada arahan yang diberikan oleh atasan mereka.

Adapun beberapa karakteristik penting yang menunjukkan bahwa seseorang memiliki etos kerja yang tinggi adalah sebagai berikut ini:

  1. Integritas yang tinggi di dalam bekerja, artinya apa yang mereka ucapkan sesuai dengan apa yang mereka kerjakan.
  2. Memiliki standar diri yang tinggi di dalam melakukan pekerjaan apapun.
  3. Serius dan memiliki atensi yang tinggi ketika diberikan arahan atau ketika sedang melakukan brainstorming di dalam tim.
  4. Memiliki komitmen, inisiatif, dan disiplin yang tinggi dalam kesehariannya bekerja.
  5. Meski demikian diketahui orang dengan etos kerja tinggi juga memiliki sifat kompetitif yang tinggi.
  6. Optimis, gigih, dan memiliki tekad yang kuat di dalam bekerja.
  7. Produktivitas tinggi yang dibuktikan dengan cara mengerjakan tugas secara efektif dan efisien. Nah untuk yang satu ini bedakan produktivitas tinggi dengan pekerja yang sibuk, karena Anda bisa saja tampak sibuk, namun tidak efektif dan efisien sehingga justru tidak produktif.
  8. Profesional dan penuh tanggung jawab di dalam mengerjakan tugas ketika bekerja.
  9. Mandiri, dalam arti bisa me-manaje diri, memotivasi diri, dan mensupervisi diri sendiri di dalam bekerja.

#7 Keterampilan Manajemen Waktu

Salah satu kesalahan terbesar karyawan yang sering dilakukan adalah mengerjakan banyak hal di dalam satu waktu. Biasanya selain karena tuntutan tinggi dengan deadline yang super mepet, banyak karyawan yang beranggapan cara tersebut adalah cara yang terbaik.

Padahal cara tersebut justru akan menurunkan produktivitas Anda, membuat Anda tidak terorganisasi di dalam bekerja, dan yang paling berbahaya adalah meningkatkan stress Anda dengan cepat.

Keterampilan manajemen waktu adalah hal yang Anda butuhkan! Dengan keterampilan manajemen waktu Anda bisa mengalokasikan waktu dengan baik sehingga bisa memilah-milah pekerjaan dan bisa menyelesaikan seluruh pekerjaan dengan efektif dan efisien.

Adapun karakteristik karyawan yang memiliki keterampilan manajemen waktu yang baik adalah sebagai berikut ini:

  1. Mampu membuat skala prioritas, dan menjalankan skala prioritas tersebut dengan baik.
  2. Memiliki manajemen waktu, biasanya ditandai dengan jadwal pribadi yang baik dan dipatuhi pula dengan baik.
  3. Fokus terhadap apa-apa yang telah diprioritaskan dan direncanakan.
  4. Jelas bukan seorang ‘yes man’ yang selalu menerima pekerjaan apapun yang diberikan atau didelegasikan oleh rekan kerjanya.
  5. Memiliki tanggung jawab, mawas diri, dan kemampuan manajemen stress yang baik.
  6. Tahu kapan harus bekerja dan kapan harus beristirahat demi menjaga kesehatan mental yang mereka punya.

Bagaimana Cara Mempelajari Soft Skill Tersebut?

ngobrol santai

Pertanyaan ini barangkali merupakan salah satu pertanyaan paling sulit yang bisa Anda tanyakan. Karena sebenarnya tidak ada cara ataupun pelatihan soft skill yang secara gamblang mengajarkan Anda untuk mendapatkan semua skill set di atas.

Memang ada beberapa pelatihan soft skill yang rata-rata hanya secara implisit akan meningkatkan kemampuan soft skill Anda. Namun pada akhirnya untuk mendapatkan seluruh soft skill di atas, Anda harus selalu menerima tantangan dan kesempatan yang ada secara terukur dan terencana.

Mudahnya Anda bisa banyak membaca biografi orang-orang yang sukses menjadi pemimpin perusahaan ataupun pemimpin negara di dunia. Rata-rata orang ini memiliki soft skill yang amat lengkap.

Namun di dalam biografi mereka Anda pasti akan mendapati bahwa seluruh soft skill yang mereka pasti didapatkan sejak dini. Mulai dari pendidikan keluarga, mengambil kesempatan memimpin di sekolah-sekolah, di bangku kuliah, memaksimalkan kesempatan berorganisasi di sekolah dan kuliah, hingga berinisiatif untuk berbisnis sendiri.

Nah sama seperti mereka Anda harus memiliki inisiatif untuk berkembang, memaksa diri mengambil tantangan-tantangan di luar zona nyaman yang sedang Anda jalani. Sehingga perlahan-lahan Anda bisa mendapatkan soft skill yang Anda inginkan.

Konkretnya bagaimana? Mudahnya Anda yang masih duduk di bangku kuliah teknik misalnya, bisa mencoba mencari kerja sampingan menulis, atau sekadar menjadi barista part timer di toko kopi yang menjamur di sekitar kampus, sambil terus berorganisasi di kampus.

Lelah? Tentu saja, tapi dengan cara itu berarti Anda memaksa diri untuk hidup di luar zona nyaman sehingga kemudian perlahan-lahan Anda belajar bagaimana caranya meng-handle stress, me-manaje waktu, serta berinteraksi dengan orang dari berbagai jenis.

Untuk alasan terakhir ini bisa jadi juga membuat empati dan kemampuan interpersonal Anda berkembang dengan pesat. Ditambah lagi dengan berbicara kepada banyak orang, bisa membuka wawasan dan membuat Anda berpikiran lebih terbuka loh.

Pun bagi Anda yang sudah duduk di bangku perusahaan dan bekerja sebagai karyawan. Menurut kami tidak ada kata terlambat. Anda yang sudah duduk sebagai karyawan misalnya bisa mengambil berbagai proyek yang ditawarkan atasan Anda, meski sedikit di luar kompetensi Anda.

Dengan cara itulah Anda bisa memaksa diri Anda untuk bekerja dan belajar sehingga kemudian secara otomatis seluruh soft skill yang dibutuhkan untuk bekerja akan berkembang dengan lebih cepat.

Selain itu sih, menurut kami tidak ada lagi cara untuk bisa mempelajari seluruh soft skill ini dengan cepat ya! Semangat!

Baca Juga Pilihan Kerja Berdasarkan Kepribadian

Tags